9:00 - 17:30

Mon - Fri

0817 7091 4129

Image Image Image

Medali untuk Kabupaten Cilacap dari Ajang YNSF dan YISF Tahun 2024

Pada tanggal 28 Februari hingga 2 Maret 2024, Buca IMSEF (International Music, Science, Energy, Engineering Fair) Turki berkolaborasi dengan Universitas Diponegoro (UNDIP) dan Indonesian Young Scientist Association (IYSA) mengadakan Youth International Science Fair (YISF) yang ke-4. Acara ini diselenggarakan secara hybrid di Malang Creative Center (MCC) Building, Level 7. Partisipasi dalam kompetisi ini melibatkan 395 tim dari 16 negara, termasuk Indonesia, Malaysia, Singapura, Philipina, Turki, Hongkong, Amerika Serikat, Korea Selatan, Rumania, Uni Emirat Arab, Vietnam, Thailand, Mexico, Afrika Selatan, Iran, dan negara-negara lainnya.

SMA Negeri 2 Cilacap dan SMA Negeri 1 Maos menonjol dalam kompetisi ini dengan meraih prestasi gemilang, menyumbangkan medali untuk Indonesia serta membanggakan Kabupaten Cilacap. Keberhasilan mereka mencerminkan dedikasi dan keunggulan dalam bidang sains, membawa nama baik sekolah dan daerah mereka di tingkat internasional.

Kelompok YISF dari SMA Negeri 2 Cilacap, yang terdiri dari Zahrana Nur Azizah, Aryasatya Gian Ramadhan, Girindra Eka Paksi Putra Ottaviano, Mouzya Syalwa Khoirunnisa, dan Sabrina Fitri Matalin, meraih Penghargaan Medali Perak atas karya inovatif mereka berjudul “Powdered Reliever for Aphthous Ulcers, Acne, and Toothache.” Keberhasilan mereka dalam menghasilkan solusi inovatif ini mencerminkan dedikasi tinggi dan pengetahuan yang mendalam dalam merancang solusi kesehatan yang efektif. Prestasi ini bukan hanya sebagai kebanggaan bagi tim mereka, tetapi juga memberikan kontribusi positif dalam memajukan dunia sains dan kesehatan.

Tim YISF dari SMA Negeri 2 Cilacap telah berhasil mengembangkan buah sukun dan daun mangkokan sebagai bahan aktif untuk menciptakan bedak alami yang efektif dalam mengobati jerawat, bisul, dan sakit gigi. Dra. Masripah, M.M.Pd, merasa sangat bangga dengan prestasi luar biasa yang dicapai oleh siswa-siswinya dalam ajang bergengsi ini. “Kami sangat bangga dengan pencapaian ananda Zahrana beserta timnya yang berhasil meraih medali perak dalam kompetisi internasional yang bergengsi ini,” tuturnya.

Sementara itu, tim YISF dari SMA Negeri 1 Maos yang terdiri dari Rasheesa Mutiara Ramdhanika, Alan Firid Aryadi, Lu’lu’ Ramadhani, Naura Hanania Nadhir, dan Rofi Arif Robbani juga mengukir prestasi gemilang. Mereka berhasil memperoleh Medali Perunggu dengan hasil penelitian mereka berjudul “Consistency of Gombolharjo Village Administrative Status Post Geographical Changes in The Serayu River Watershed Area.” Keberhasilan ini mencerminkan dedikasi dan keunggulan siswa-siswa tersebut dalam menggali dan menyajikan informasi yang berdampak signifikan pada pemahaman wilayah setempat.

Tim YISF dari SMA Negeri 1 Maos mempresentasikan penelitian mengenai fenomena banjir Serayu yang membelah Desa Wlahar menjadi dua, sehingga bagian yang terpisah oleh aliran sungai Serayu dimekarkan menjadi Desa Gombolharjo. Meskipun terpisah oleh sungai yang lebar, penduduk Gombolharjo memilih untuk tetap bergabung dengan Kecamatan Adipala. Prestasi luar biasa ini membawa tim YISF dari SMA Negeri 1 Maos meraih Medali Perunggu pada YISF ke-4 tahun 2024.

Tak hanya itu, Universitas Diponegoro (UNDIP) bersama Indonesian Young Scientist Association (IYSA) juga menyelenggarakan Youth National Science Fair (YNSF) yang diikuti oleh 87 tim dari seluruh Indonesia. Pada tahun 2024, ajang YNSF ke-6 ini memadukan presentasi finalisnya dengan YISF di Malang. Dalam kompetisi bergengsi ini, Tim YNSF dari SMA Negeri 1 Maos, yang terdiri dari Cahaya Eli Prasetya Ningrum, Aprilia Aris Kristianto, Bekti Widyawati, Shafa’ul Ibtida Hayya, dan Siti Zuleyka Tertianayla Maulidiniar, berhasil meraih Medali Emas. Inovasi mereka berjudul “Efektivitas Simplisia Daun Kersen sebagai Biofilter Knalpot” memperoleh penghargaan khusus (Special Award) selain Medali Emas, menegaskan keunikan dan nilai kontribusi tinggi dari penelitian mereka.

Melalui inovasinya, tim YNSF dari SMA Negeri 1 Maos berhasil mengubah daun kersen yang sering terbuang sia-sia menjadi bahan aktif biofilter yang efektif. Hasil pengujian di Dinas Perhubungan Kabupaten Cilacap menunjukkan bahwa biofilter dari daun kersen mampu menurunkan kadar cemaran CO sebesar 58,33%, CO2 sebesar 63,53%, dan HC sebesar 73,28%.

Amin, S.Pd., M.Pd, selaku Kepala SMA Negeri 1 Maos, merasa sangat bangga dengan prestasi luar biasa yang diraih oleh tim KIR dari sekolahnya. Tim ini berhasil meraih Medali Emas dan Spesial Award dalam kompetisi nasional bergengsi YNSF, serta Medali Perunggu dalam kompetisi internasional bergengsi YISF. Dengan tulus, Amin menyatakan, “Kami sangat gembira dengan pencapaian medali yang diraih oleh tim KIR dari SMA Negeri 1 Maos. Semoga prestasi ini dapat menjadi motivasi bagi seluruh siswa-siswi untuk berprestasi dan meraih masa depan yang lebih cerah,” katanya.

Sumber : Klik disini